HUKUMAN BAGI PELAKU KEJAHATAN DENGAN MASALAH KEJIWAAN

Authors

  • Cindy Carolin Fakultas Psikologi, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Indonesia
  • Farra Dinda Mulyadi Putri Fakultas Psikologi, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Indonesia
  • Jusini Delas Halifah Fakultas Psikologi, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Indonesia
  • Wiji Aulia Fatiha Fakultas Psikologi, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Indonesia
  • Ikawati Ratnaduhita Fakultas Psikologi, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Indonesia
  • Tugimin Supriyadi Fakultas Psikologi, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Indonesia

Abstract

This study examines the treatment of criminal offenders with mental disorders in the Indonesian criminal justice system. The focus is on identifying weaknesses in the existing legal framework, case prevalence, the role of forensic psychiatrists, rehabilitative approaches, and relevant case studies. Using a qualitative method based on a literature review, the findings reveal that Article 44 of the Indonesian Criminal Code, while serving as the main legal foundation, suffers from unclear criteria for mental disorders and a heavy reliance on psychiatric reports without standardized guidelines. The prevalence of offenders with mental disorders reaches 12% of all criminal cases, while the recidivism rate for offenders sentenced to prison stands at 65%, significantly higher than the 25% rate for those undergoing rehabilitation. The case study of Ryan Jombang highlights a lack of understanding of mental disorders in legal decision-making, whereas a rehabilitative approach for offenders with bipolar disorder demonstrates more humane and effective outcomes. This study recommends reforms such as standardized psychiatric evaluation guidelines, increased rehabilitation facilities, legal professionals' training, and campaigns to reduce stigma against mental disorders. These reforms are expected to create a more inclusive, just, and humane legal system.

References

Rahmat, F., et al. (2021). Efektivitas rehabilitasi dibandingkan penghukuman untuk pelaku dengan gangguan mental. Jurnal Hukum dan Psikiatri, 7(4), 101-119.

Ida, S., & Suryawati, D. (2023). Evaluasi Pasal 44 KUHP dalam konteks gangguan mental pelaku tindak pidana. Jurnal Hukum dan Keadilan, 12(1), 45-58.

Pangestu, T., et al. (2022). Analisis kasus Ryan Jombang: Gangguan mental dan pertanggungjawaban pidana. Jurnal Kriminologi Indonesia, 8(3), 199-213.

Anchori, H. (2020). Hak-hak korban dalam kasus pelaku kejahatan dengan gangguan mental. Jurnal Perlindungan Hukum, 9(2), 67-82.

Andriani, M. (2023). Evaluasi penerapan Pasal 44 KUHP dalam kasus pelaku dengan gangguan mental. Jurnal Hukum dan Kriminologi Indonesia, 10(1), 23-35.

Hartono, B. (2020). Studi kasus Ryan Jombang: Perspektif hukum dan kesehatan mental. Jurnal Psikiatri dan Hukum, 6(3), 45-57.

Pratama, F. (2021). Efektivitas rehabilitasi dalam mencegah residivisme pada pelaku dengan gangguan mental. Jurnal Kriminologi dan Psikiatri, 8(2), 109-121.

Rachman, T. (2023). Pendekatan rehabilitatif dalam sistem peradilan pidana Indonesia. Jurnal Hukum dan Kesehatan Jiwa, 12(1), 67-79.

Sari, D., & Kurniawan, E. (2023). Peran psikiater forensik dalam sistem peradilan pidana: Studi empiris di Indonesia. Jurnal Hukum Pidana dan Psikiatri, 11(2), 34-48.

Wibisono, A. (2022). Tantangan dalam penanganan pelaku dengan gangguan mental di Indonesia. Jurnal Sosial dan Kriminologi, 9(4), 56-72.

Downloads

Published

2024-08-20

Issue

Section

Articles